Oleh: Ahmad Jauhar Fathoni[2]
Bismillah walhamdulillah. Saya sampaikan terimakasih kepada
Bung Libas telah menanggapi tulisan saya. Saya merasa perlu untuk memberikan
beberapa tanggapan balik kendati ini terlambat. Meski sebenarnya saya tidak
sesibuk Bung Libas. Jadi, bukan karena alasan kesibukan tulisan tanggapan balik
ini baru muncul.
Lepas dari setuju atau
tidak dengan tulisan saya, saya mencermati Bung Libas ‘terburu-buru’ menstigma sebelum
menuntaskan diskusi dan mendalami topik yang sedang diuji argumentasinya.
Sepanjang sejarahnya, Hizbut Tahrir (HT)
konsisten untuk konsen dengan adu argumentasi ilmiah, bukan dengan kekerasan
atau main larang bicara yang hanya mengAndalkan logika kekuatan. Saran saya
simpan dulu stigma Anda, mari buka diskusi dan perdebatan ilmiah. Sehingga kalaupun
Anda tetap pada pendiriannya, setidaknya di antara kita akan ada tafahum.