Senin, 30 November 2015

Selamat Hari Guru

Oleh: Libasut Taqwa, S. HI[1]

Hari ini saya menghabiskan sebagian hari di Bogor, kota yang selalu dibumbui sendunya aroma hujan. Perjalanan ke Bogor semula tak terduga, sebab kereta yang saya tumpangi ternyata tak mampu melancarkan situasi tercegat longsor di dua stasiun. Bersama seorang teman, saya yang seharusnya turun di Stasiun Universitas Indonesia (UI), harus rela meneruskan lebih dua jam perjalanan ke Bogor demi bermalam. Agak melankolis memang, tapi bagi orang yang belum punya ketetapan hidup, bermalam di rumah teman adalah salah satu karunia memantapkan silaturahmi. Setidaknya itu penyangkalan saya.

Rabu, 18 November 2015

Islam Nusantara

Marlaf Sucipto
Islam Nusantara mengemuka sesaat setalah Nahdlatul Ulama’ (NU) menjadikannya sebagai tema Muktamar yang ke-33 di Jombang Agustus lalu. NU menjadikannya sebagai tema hanya untuk kembali ingin mempertegas bahwa NU adalah organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia yang hadir sebagai perawat tradisi dengan slogan: almuhafadatu alaa qodimis sholih, wal akhdu biljadidil ashlah; Merawat tradisi yang baik dan membuat-menemukan tradisi/peradaban baru yang lebih baik. Juga, untuk memperteguh bahwa Islam itu adalah agama yang hidup “likulli zaman wa makan; setiap masa dan tempat”.

Senin, 09 November 2015

Fikih Sosial Kiai Sahal; Antara Liberalisme dan Fundamentalisme[1]

Oleh : Muhammad Najid Aufar[2]
Nama KH. MA. Sahal Mahfudh (alm.) di kalangan warga Nahdliyin mungkin sudah sangat familiar. Bagaimana tidak, Kiai Sahal menjabat Rais ‘Am (Jabatan tertinggi di NU) selama hampir 15 tahun (dari tahun 1999 sampai wafat, tahun 2014). Selain itu, kiai yang lahir pada 17 Desember 1937 ini juga dikenal di kalangan akademisi dengan berbagai karyanya, baik karya tertulis maupun karya sosialnya. Di antara karya tulis beliau adalah Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta: LKIS, 1994 dan 2007), Pesantren Mencari Makna (Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999), Wajah Baru Fiqh Pesantren (Jakarta: Citra Pustaka, 2004, dan Dialog dengan KH. MA. Sahal Mahfudh: Telaah Fikih Sosial (Semarang: Yayasan Karyawan Suara Merdeka, 1997).