Oleh: Wilayatul Istianah[1]
Kesetaraan, kedudukan,
derajat, dan hak-hak kaum perempuan selalu dipertanyakan
oleh banyak orang. Feminisme merupakan
gerakan mengubah kedudukan perempuan untuk mendapatkan kesetaraan dan persamaan
derajat dengan laki-laki. Feminisme
bukanlah perjuangan emansipasi perempuan di hadapan laki-laki saja, karena
mereka juga sadar bahwa laki-laki (terutama kaum ploretar) juga mengalami
penderitaan yang diakibatkan oleh dominasi dan eksploitasi serta represi dari sistem yang
tidak adil.
Eropa menjadi negara pertama yang
memperkenalkan tentang gerakan feminisme meskipun saat itu ada tiga tingkat
gerakan perempuan Eropa, dan salah satu gerakannya yang booming saat ini di Indonesia adalah gerakan feminisme. Kemudian
muncul pertanyaan sederhana, kenapa harus Eropa yang menjadi penggerak pertama
gerakan ini? jawaban singkatnya adalah, karena di Eropa lah lahirnya gerakan
ini pertama kali. Di Eropa pertama kali terdengar semboyan “Perempuan
bersatulah!”, dari lisan perempuan Eropa yaitu Katharina
Brechovskaya pertama kali terdengar seruan: “Hai Perempuan Asia, sadar dan
melawanlah!” tatkala perempuan Eropa sudah sadar, bergerak, dan sudah melawan
maka perempuan Timur masih saja diam-diam menderita pingitan dan penindasan
tanpa protes sedikit pun.