Oleh
: Fawaid[1]
Pertama saya
akan meluruskan terlebih dahulu tentang tema yang saya angkat pada kesempatan
kali ini “Politik Lipstik”, dalam tema ini saya ingin menyampaikan bahwa
beberapa tahun terakhir ini Indonesia memiliki tidak sedikit (untuk tidak
mengatakan banyak) para politisi yang hanya mengandalkan komunikasi modus saja,
janji-janji yang disampaikan mulai saat kampanye, sampai sukses menempati
tempat yang strategis dalam kepemerintahan negeri ini. Misalnya Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Gubernur, Bupati sampai Kepala Desa. Mayoritas mereka
janjinya selesai di mulut saja, miskin implementasi. Politik etik mereka
sungguh sangat tidak nampak. Untuk paragraf selanjutnya, saya akan megupas
tentang etika dalam berpolitik.