Oleh: Roziqi Lopez, S. Sos[1]
Istilah Dramaturgi kental dengan pengaruh
drama atau teater pertunjukan fiksi di atas panggung di mana seorang aktor
memainkan suatu plot karakter sehingga penonton dapat memperoleh gambaran
kehidupan aktor tersebut dan mampu mengikuti alur cerita dari pertunjukan drama
yang disajikan. Dramaturgi dari istilah teater dipopulerkan oleh seorang
filosof Yunani, Aristoteles, sekitar tahun 350 SM, dengan menerbitkan sebuah
buku yang sampai sekarang menjadi acuan dalam dunia teater berjudul Poetics.
Bila Aristoteles di atas mengungkapkan
istilah Dramaturgi dalam artian seni, maka Erving Goffman mendalami
Dramaturgi dari segi Sosiologi. Berawal dari ketertarikan terhadap teori
dramatisme Kenneth D. Burke, yang mengenalkan dramatisme sebagai metode
untuk memahami fungsi sosial dari bahasa dan drama sebagai pentas simbolik kata
dan kehidupan sosial. Dramatisme lebih memperlihatkan bahasa sebagai model
tindakan simbolik ketimbang model pengetahuan. Goffman mendalami kajian
dramatisme dan menyempurnakannya dalam buku berjudul The Presentation of
Self in Everyday Life, sebuah buku yang mengkaji fenomena interaksi
simbolik dan kajian mendalam mengenai konsep dramaturgi.